Jumat, 19 Juli 2013

MATEMATIKA MUTAKHIR


PENERAPAN PAKEM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika disekolah, beberapa pakar pendidikan berupaya menciptakan suatu pembelajaran matematika yang dapat mengoptimalkan potensi/kemampuan yang dimiliki oleh siswa mulai dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Salah satu pembelajaran matematika yang mulai diterapkan dibeberapa sekolah adalah pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Untuk menerapkan PAKEM, tentu saja harus didukung dengan model pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat pula. Dengan demikian, pembelajaran matematika dapat berjalan secara maksimal. Namun salah satu aspek yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan semua pihak diantaranya guru, kepala sekolah, warga masyarakat, maupun siswa–siswi yang merupakan subjek pembelajaran.
Mengingat pentingnya pembahasan mengenai PAKEM, berikut akan dijelaskan lebih lanjut perihal PAKEM ini.
A.    Pengertian PAKEM
PAKEM merupakan suatu singkatan dari P : Pembelajaran , A : Aktif , K : Kreatif, E : Efektif, M : Menyenangkan .Dalam prakteknya ada kalanya yang menambahkan I yaitu Inovasi, sehingga menjadi PAKEMI. Pada dasarnya PAKEM didasarkan pada alasan–alasan sebagai berikut :
Tuntutan perundang–undangan, maksudnya Undang–undang No.20 tentang Sisdiknas, pasal 40, di mana salah satu ayatnya berbunyi : “Guru dan tenaga kerja berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis “Dan PP No. 19 tentang standar nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat 1 berbunyi : “Dalam proses pembelajaran pada satuan pendidikan di selenggarakan secara  interatif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berparisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat minat dan perkembangan fisik serta psikologi siswa“.
         PAKEM dari P yang merupakan pembelajaran maksudnya adalah suatu proses pembelajaran yang di rancang agar mengaktifkan siswa, mengembangkan kreatifitas sehingga efektif namun tetap menyenangkan.
         A merupakan keaktifan dari siswa maksudnya bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang  pengetahuan .Peran aktif dari siswa sangat penting dalaam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
         Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.Seperti halnya dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan untuk menggugah kreatifitas seperti : “ mengapa “, ” bagaimana”, “ apa yang terjadi jika ….”.
         Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.


Indikator belajar yang menyenangkan :
         Pembelajar bebas berpendapat
         Pembelajar tidak tertekan
         Pembelajar diberi kelonggaran dalam melakukan aktivitas belajar
         Pembelajar tidak merasa jemu
         Pembelajar menikmati aktivitas belajarnya
         Materi yang disajikan menarik
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pakem :
1.      Memahami karakteristik peserta didik  secara umum.
2.      Mengenal peserta didik secara individua.
3.      Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar.
4.      Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah.
5.      Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
6.      Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
7.      Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
8.      Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Sehingga dapat di simpulkan bahwa PAKEM adalah suatu proses pembelajaran dimana guru harus menciptakan suasana belajar sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya , mempertanyakan , mengemukakan gagasan ,kreatif , kritis serta mencurahkan konsentrasinya secara penuh dalam belajar serta suasana pembelajaran yang menimbulkan kenyamanan bagi siswa untuk belajar.Di dalam PAKEM guru memanfaatkan berbagai sumber belajar untuk pencapaian hasil belajar yang telah di tentukan.Dalam PAKEM peran dan fungsi guru lebih banyak sebagai fasilitator.




B.     Karakteristik PAKEM
1.      Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemam-puan  mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2.      Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan sema-ngat,  termasuk  menggunakan  lingkungan sebagai  sumber  belajar  untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3.      Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4.      Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok
5.      Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya

C.    Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan PAKEM
1.      Memahami karakteristik peserta didik  secara umum.
2.      Mengenal peserta didik secara individua.
3.      Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar.
4.      Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah.
5.      Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
6.      Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
7.      Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
8.      Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental



D.    Penerapan PAKEM Pada Pembelajaran Matematika  di SMPN I Gandusari
Dalam kegiatan survey yang dilakukan penulis pada tanggal Oktober 2010 di SMPN I Gandusari, didapatkan bahwa pembelajaran yang digunakan pada kegiatan KBM adalah PAKEM (Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan). Survey dilakukan pada siswi kelas VII SMPN I Gandusari yang berjumlah kurang lebih 190 siswa. Sedangkan model pembelajaran yang digunakan oleh Anik Komaryati, S.Pd selaku guru pembimbing adalah Cooperative Learning Tipe STAD dengan metode diskusi, penugasan, penemuan terbimbing (inquiri) dan ceramah.
  1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, asih dan asuh antara sesama siswa sebagai latihan hidup dalam masyarakat nyata.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang diupayakan untuk dapat meningkatkan peran serta siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada para siswa untuk berinteraksi dan belajar.
  1. Landasan Teoritis Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran kooperatif didasarkan teori konstruktivistik, bahwa siswa dapat menemukan dan memahami konsep–konsep yang dipelajari dengan cara mengkonstruksi pengalamannya. Usaha untuk mengkonstruksi pengalaman akan lebih mudah dilakukan jika mereka melakukannya dengan bekerja sama.
Landasan dasar pembelajaran kooperatif berasal dari tradisi pendidikan yang menekankan pemikiran dan praktek demokratis : Belajar secara aktif, perilaku kooperatif, dan menghormati pluralisme di masyarakat yang nultikultural.

Metode STAD
a.       Karakteristik metode STAD
v  STAD : Student Team Achievement Division
v  Dalam metode STAD guru membagi siswa suatu kelas menjadi beberapa kelompok kecil belajar dengan jumlah anggota setiap kelompok 4 atau 5 orang siswa secara heterogen.
v  Setiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan saling membantu untuk menguasai materi ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim.
v  Secara individual atau kelompok setiap satu atau dua minggu dilakukan evauasi oleh guru untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap materi yang telah mereka pelajari.
v  Setelah itu seluruh siswa dalam kelas tersebut diberikan materi tes tentang materi ajar yang telah mereka pelajari.
v  Pada saat menjalani tes mereka tidak diperbolehkan saling membantu.
b.      Sinteks Metode STAD
Fase ke-1            : Guru semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa untuk aktif belajar.
Fase ke-2            : Guru menyajikan materi ajar kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau melalui bahan bacaan.
Fase ke-3            : Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar.
Fase ke-4            : Guru membimbing setiap kelompok belajar untuk belajar dan bekerja.
Fase ke-5            : Guru mengevaluasi hasil belajar dan kerja masing–masing kelompok.
Fase ke-6            : Guru memberikan penghargaan pada para siswa baik sebagai individu maupun kelompok, baik karena usaha yang telah mereka lakukan maupun karena hasil yang telah mereka capai.
            Kelebihan dan kelemahan penggunaan metode STAD :
a.       Kelebihan dalam penggunaan pendekatan pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengembangkan serta menggunakan keterampilan berfikir kritis dan kerja sama kelompok.
1.      Menyuburkan hubungan antara pribadi yang positif diantara siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda.
2.      Menerapkan bimbingan oleh tim
3.      Menciptakan lingkungan yang menghargai nilai–nilai ilmiah
b.      Kelemahan dalam penggunaan pendekatan pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
1.      Sejumlah siswa mungkin bingung karena belum terbiasa dengan perlakuan seperti ini.
2.      Guru pada permulaan akan membuat kesalahan–kesalahan dalam pengelolaan kelas, akan tetapi usaha yang sungguh–sungguh dan terus menerus akan dapat terampil menerapkan pembelajaran ini.
Dalam menerapkan PAKEM dalam proses KBM, guru telah melaksanakan beberapa hal diantaranya :
1.      Guru menggunakan  model pembelajaran kooperatif untuk mendorong siswa lebih aktif dalam mengungkapkan gagasan / idenya. Guru juga memberikan tugas–tugas kelompok yang akan mendorong siswa untuk saling bekerja sama dan saling membantu satu sama lain dalam mengintegrasikan pengetahuan – pengetahuan baru.
2.      Guru telah menggunakan berbagai alat bantu dan sumber yang beragam. Misalnya: Dalam pembelajaran materi Teorema pythagoras, guru menggunakan alat bantu berupa model segitiga siku–siku dengan menggunakan beberapa ukuran yang berbeda.
3.      Guru menciptakan suasana belajar yang  menyenangkan. Misalnya : Untuk kelas yang jumlah siswanya sedikit, terkadang posisi bangkunya dibentuk seperti huruf U. Selain itu diskusi dikemas menarik dan menyenangkan. Kemudian terkadang guru mengajak siswa untuk belajar di luar kelas yang bertujuan agar siswa tidak merasa bosan dan lebih semangat dalam mengikuti KBM serta siswa dapat memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar.
Berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan KBM di SMPN I Gandusari diperoleh kesimpulan :
1.      Keaktifan siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari siswa yang lebih aktif dalam mengemukakan gagasannya. Sedangkan pada saat diskusi, siswa saling bertukar ide antara anggota kelompok dalam memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru.
2.      Tingkat kreatifitas siswa dslam pembelajaran masih kurang.
3.      Pembelajaran matematika sudah berlangsung efektif. Hal ini terlihat dari proses pembelajaran yang dapat menuntaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
4.      Penataan ruang kelas kurang maksimal, karena guru hanya berkutat pada pengaturan posisi meja dan kursi saja. Sehingga seorang guru ditunjuk untuk lebih kreatif dalam menciptakan nuansa dan suasana pembelajaran yang menarik, meriah, maupun memberdayakan. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan pewarnaan dinding, atau benda – benda yang digunakan di ruang kelas, pengadaan beraneka tanaman dan sebagainya.
Namun beberapa hambatan dalam penerapan PAKEM dalam kegiatan pembelajaran siswa antara lain :
-          Dalam kegiatan diskusi, ada beberapa siswa yang pasif artinya, dia tidak mengerjakan tugas dan hanya mengadalkan kelompoknya untuk menyelesaikan suatu masalah.
-          Membutuhkan waktu yang lama dalam pembelajaran sehingga pembelajaran kurang efektif.
Dengan PAKEM, pembelajaran matematika menjadi lebih menarik. Pada umumnya siswa lebih aktif untuk bertanya, mengemukakan pendapat. Tingkat kreativitas dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Namun beberapa siswa memiliki kecenderungan untuk bersikap pasif dalam proses KBM. Namun dalam hal ini, guru memberikan motivasi yang membangun, juga memberikan waktu lebih perhatian (time on task) yang tinggi.



















DAFTAR PUSTAKA

Naim, Ngainun. 2009. Menjadi Guru inspiratif–Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup Siswa. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar