PENERAPAN PAKEM
DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
matematika disekolah, beberapa pakar pendidikan berupaya menciptakan suatu
pembelajaran matematika yang dapat mengoptimalkan potensi/kemampuan yang
dimiliki oleh siswa mulai dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Salah satu pembelajaran matematika
yang mulai diterapkan dibeberapa sekolah adalah pembelajaran aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan. Untuk menerapkan PAKEM, tentu saja harus didukung
dengan model pembelajaran dan metode pembelajaran yang tepat pula. Dengan
demikian, pembelajaran matematika dapat berjalan secara maksimal. Namun salah
satu aspek yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan semua pihak diantaranya
guru, kepala sekolah, warga masyarakat, maupun siswa–siswi yang merupakan
subjek pembelajaran.
Mengingat pentingnya pembahasan
mengenai PAKEM, berikut akan dijelaskan lebih lanjut perihal PAKEM ini.
A. Pengertian PAKEM
PAKEM merupakan suatu singkatan dari P : Pembelajaran , A : Aktif , K :
Kreatif, E : Efektif, M : Menyenangkan .Dalam prakteknya ada kalanya yang
menambahkan I yaitu Inovasi, sehingga menjadi PAKEMI. Pada dasarnya PAKEM
didasarkan pada alasan–alasan sebagai berikut :
Tuntutan perundang–undangan, maksudnya Undang–undang No.20 tentang
Sisdiknas, pasal 40, di mana salah satu ayatnya berbunyi : “Guru dan tenaga
kerja berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis “Dan PP No. 19 tentang standar nasional
Pendidikan, Pasal 19 ayat 1 berbunyi : “Dalam proses pembelajaran pada satuan
pendidikan di selenggarakan secara
interatif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk
berparisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas dan kemandirian sesuai bakat minat dan perkembangan fisik serta
psikologi siswa“.
•
PAKEM dari P yang merupakan pembelajaran maksudnya adalah suatu proses
pembelajaran yang di rancang agar mengaktifkan siswa, mengembangkan kreatifitas
sehingga efektif namun tetap menyenangkan.
•
A merupakan keaktifan dari siswa maksudnya bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian sehingga siswa aktif
bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu
proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses
pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan .Peran aktif dari siswa sangat
penting dalaam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan
sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain.
•
Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.Seperti halnya dengan
mengajukan pertanyaan – pertanyaan untuk menggugah kreatifitas seperti : “
mengapa “, ” bagaimana”, “ apa yang terjadi jika ….”.
•
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa
memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah
perhatiannya (“time on task”) tinggi. Menurut hasil penelitian,
tingginya waktu curah perhatian terbukti meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif,
yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan
pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan
tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain
biasa.
Indikator
belajar yang menyenangkan :
•
Pembelajar bebas berpendapat
•
Pembelajar tidak tertekan
•
Pembelajar diberi kelonggaran dalam melakukan aktivitas belajar
•
Pembelajar tidak merasa jemu
•
Pembelajar menikmati aktivitas belajarnya
•
Materi yang disajikan menarik
Hal-hal yang
harus diperhatikan dalam melaksanakan pakem :
1.
Memahami karakteristik peserta didik
secara umum.
2.
Mengenal peserta didik secara individua.
3.
Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar.
4.
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah.
5.
Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
6.
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
7.
Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
8.
Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Sehingga dapat di simpulkan bahwa PAKEM adalah suatu proses pembelajaran
dimana guru harus menciptakan suasana belajar sedemikian rupa sehingga siswa
aktif bertanya , mempertanyakan , mengemukakan gagasan ,kreatif , kritis serta
mencurahkan konsentrasinya secara penuh dalam belajar serta suasana
pembelajaran yang menimbulkan kenyamanan bagi siswa untuk belajar.Di dalam
PAKEM guru memanfaatkan berbagai sumber belajar untuk pencapaian hasil belajar
yang telah di tentukan.Dalam PAKEM peran dan fungsi guru lebih banyak sebagai
fasilitator.
B.
Karakteristik PAKEM
1.
Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan
kemam-puan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2.
Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan sema-ngat, termasuk menggunakan
lingkungan sebagai sumber belajar
untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi
siswa.
3.
Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang
lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4.
Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok
5.
Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan
suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam
menciptakan lingkungan sekolahnya
C.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan
PAKEM
1.
Memahami karakteristik peserta didik
secara umum.
2.
Mengenal peserta didik secara individua.
3.
Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganisasian belajar.
4.
Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah.
5.
Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
6.
Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
7.
Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
8.
Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
D. Penerapan PAKEM Pada Pembelajaran Matematika di SMPN I Gandusari
Dalam kegiatan
survey yang dilakukan penulis pada tanggal Oktober 2010 di SMPN I Gandusari,
didapatkan bahwa pembelajaran yang digunakan pada kegiatan KBM adalah PAKEM
(Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan). Survey dilakukan pada
siswi kelas VII SMPN I Gandusari yang berjumlah kurang lebih 190 siswa.
Sedangkan model pembelajaran yang digunakan oleh Anik Komaryati, S.Pd selaku
guru pembimbing adalah Cooperative Learning Tipe STAD dengan metode diskusi,
penugasan, penemuan terbimbing (inquiri) dan ceramah.
- Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran
kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sistematis
mengembangkan interaksi yang silih asah, asih dan asuh antara sesama siswa
sebagai latihan hidup dalam masyarakat nyata.
Pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran yang diupayakan untuk dapat
meningkatkan peran serta siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap
kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan
kepada para siswa untuk berinteraksi dan belajar.
- Landasan Teoritis Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran
kooperatif didasarkan teori konstruktivistik, bahwa siswa dapat menemukan dan
memahami konsep–konsep yang dipelajari dengan cara mengkonstruksi
pengalamannya. Usaha untuk mengkonstruksi pengalaman akan lebih mudah dilakukan
jika mereka melakukannya dengan bekerja sama.
Landasan dasar pembelajaran
kooperatif berasal dari tradisi pendidikan yang menekankan pemikiran dan
praktek demokratis : Belajar secara aktif, perilaku kooperatif, dan menghormati
pluralisme di masyarakat yang nultikultural.
Metode STAD
a. Karakteristik metode STAD
v STAD : Student Team Achievement Division
v Dalam metode STAD guru membagi siswa suatu kelas
menjadi beberapa kelompok kecil belajar dengan jumlah anggota setiap kelompok 4
atau 5 orang siswa secara heterogen.
v Setiap anggota tim menggunakan lembar kerja
akademik dan saling membantu untuk menguasai materi ajar melalui tanya jawab
atau diskusi antar sesama anggota tim.
v Secara individual atau kelompok setiap satu atau
dua minggu dilakukan evauasi oleh guru untuk mengetahui penguasaan mereka
terhadap materi yang telah mereka pelajari.
v Setelah itu seluruh siswa dalam kelas tersebut
diberikan materi tes tentang materi ajar yang telah mereka pelajari.
v Pada saat menjalani tes mereka tidak diperbolehkan
saling membantu.
b. Sinteks Metode STAD
Fase ke-1 :
Guru semua tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai dan memotivasi siswa untuk aktif belajar.
Fase ke-2 :
Guru menyajikan materi ajar kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau
melalui bahan bacaan.
Fase ke-3 :
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar.
Fase ke-4 :
Guru membimbing setiap kelompok belajar untuk belajar dan bekerja.
Fase ke-5 :
Guru mengevaluasi hasil belajar dan kerja masing–masing kelompok.
Fase ke-6 :
Guru memberikan penghargaan pada para siswa baik sebagai individu maupun kelompok,
baik karena usaha yang telah mereka lakukan maupun karena hasil yang telah
mereka capai.
Kelebihan
dan kelemahan penggunaan metode STAD :
a. Kelebihan dalam penggunaan pendekatan pembelajaran
ini adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan serta menggunakan keterampilan
berfikir kritis dan kerja sama kelompok.
1. Menyuburkan hubungan antara pribadi yang positif
diantara siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda.
2. Menerapkan bimbingan oleh tim
3. Menciptakan lingkungan yang menghargai nilai–nilai
ilmiah
b. Kelemahan dalam penggunaan pendekatan pembelajaran
ini adalah sebagai berikut :
1. Sejumlah siswa mungkin bingung karena belum
terbiasa dengan perlakuan seperti ini.
2. Guru pada permulaan akan membuat kesalahan–kesalahan
dalam pengelolaan kelas, akan tetapi usaha yang sungguh–sungguh dan terus
menerus akan dapat terampil menerapkan pembelajaran ini.
Dalam menerapkan
PAKEM dalam proses KBM, guru telah melaksanakan beberapa hal diantaranya :
1. Guru menggunakan
model pembelajaran kooperatif untuk mendorong siswa lebih aktif dalam
mengungkapkan gagasan / idenya. Guru juga memberikan tugas–tugas kelompok yang
akan mendorong siswa untuk saling bekerja sama dan saling membantu satu sama
lain dalam mengintegrasikan pengetahuan – pengetahuan baru.
2. Guru telah menggunakan berbagai alat bantu dan
sumber yang beragam. Misalnya: Dalam pembelajaran materi Teorema pythagoras,
guru menggunakan alat bantu berupa model segitiga siku–siku dengan menggunakan
beberapa ukuran yang berbeda.
3. Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Misalnya : Untuk kelas yang
jumlah siswanya sedikit, terkadang posisi bangkunya dibentuk seperti huruf U.
Selain itu diskusi dikemas menarik dan menyenangkan. Kemudian terkadang guru
mengajak siswa untuk belajar di luar kelas yang bertujuan agar siswa tidak
merasa bosan dan lebih semangat dalam mengikuti KBM serta siswa dapat
memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar.
Berdasarkan
pengamatan terhadap pelaksanaan KBM di SMPN I Gandusari diperoleh kesimpulan :
1. Keaktifan siswa dalam pembelajaran mengalami
peningkatan. Hal ini terlihat dari siswa yang lebih aktif dalam mengemukakan gagasannya.
Sedangkan pada saat diskusi, siswa saling bertukar ide antara anggota kelompok
dalam memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru.
2. Tingkat kreatifitas siswa dslam pembelajaran masih
kurang.
3. Pembelajaran matematika sudah berlangsung efektif.
Hal ini terlihat dari proses pembelajaran yang dapat menuntaskan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai.
4. Penataan ruang kelas kurang maksimal, karena guru
hanya berkutat pada pengaturan posisi meja dan kursi saja. Sehingga seorang
guru ditunjuk untuk lebih kreatif dalam menciptakan nuansa dan suasana
pembelajaran yang menarik, meriah, maupun memberdayakan. Hal ini bisa dilakukan
dengan melakukan pewarnaan dinding, atau benda – benda yang digunakan di ruang
kelas, pengadaan beraneka tanaman dan sebagainya.
Namun beberapa
hambatan dalam penerapan PAKEM dalam kegiatan pembelajaran siswa antara lain :
-
Dalam
kegiatan diskusi, ada beberapa siswa yang pasif artinya, dia tidak mengerjakan
tugas dan hanya mengadalkan kelompoknya untuk menyelesaikan suatu masalah.
-
Membutuhkan
waktu yang lama dalam pembelajaran sehingga pembelajaran kurang efektif.
Dengan PAKEM,
pembelajaran matematika menjadi lebih menarik. Pada umumnya siswa lebih aktif
untuk bertanya, mengemukakan pendapat. Tingkat kreativitas dan hasil belajar
siswa mengalami peningkatan. Namun beberapa siswa memiliki kecenderungan untuk
bersikap pasif dalam proses KBM. Namun dalam hal ini, guru memberikan motivasi
yang membangun, juga memberikan waktu lebih perhatian (time on task) yang
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Naim, Ngainun. 2009. Menjadi Guru inspiratif–Memberdayakan
dan Mengubah Jalan Hidup Siswa. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar